Searching...
Minggu, 30 September 2012

Mom, Im Sorry


Awan mendung yang sama dengan cuaca hati ririn siang ini , membuat tak nampak sedikitpun sinar cahaya yang menembus celah awan . Bukan hanya siang ini ,siang siang yang lalupun sama mendungnya , bahkan mungkin pada siang berikutnya . Bukan lagi sesuatu yang membosankan , namun sudah menjadi suatu kesepian bagi ririn yang sudah terbiasa dengan kesendiriannya itu . Ia menjadi seorang yang pendiam dan sangat tertutup , tepatnya sejak ditinggalnya ia oleh evan kekasih yang 3tahun lalu sangan ririn sayangi . Bukan hanya karena ditinggalkan tanpa sebab juga ia ditinggal tepat saat hari pertunangan mereka.
Siang itu ia tak memiliki banyak pekerjaan di meja kantornya ,hanya perlu pembetulan beberapa artikel saja . Di curinya jam kerja untuk keluar sekedar meminum kopi kesukaannya di cafe depan kantor . Secangkir kopi rasa tiramissu didepannya dinikmati dengan memandangi keramaian jalan di luar cafe. Mungkin untuk beberapa orang yang memandangnya akan memberikan pernyataan membosankan . Tapi tidak bagi ririn , keadaan ini sudah jauh lebih baik dibandingkan 2tahun lalu yang ia jalani hanya dengan penuh tangisan dan membisu , tak pernah mau lagi melihat orang yang tak ia kenal, histeris melihat semua benda yang berkaitan dengan masa lalunya itu . Itu semua membuatnya muak dengan segala masa lalunya . Tapi semua itu bisa ia lalui dan ia terjang dengan beribu semangat dari orang-orang terdekatnya terutama ibunya yang juga seorang singgle parents ,membuatnya tak ingin menegecewakan orang tua satu-satunya itu. Dan adik perempuanya yang sudah tak kecil lagi . Ia sadar bahwa ia harus membuat kedua orang yang paling dicintainya itu tak merasa kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh dirinya itu.
Sore di hari itu ia kembali ke kantornya dan mengambil tas untuk segera pulang dan meninggalkan dengan berserakan berkas dimeja kantornya. Di sepertiga jalan menuju rumah , ririn menyempatkan berhenti di sebuah toko kue dan dibelilah beberapa kue untuk adik dan ibunya yang sudah menunggu ririn di rumah. Didepan gerbang rumahnya tampak mobil ambulace yang seakan magang membawa pasien , dengan spontan , ririn turun dari mobilnya dan berlari menuju rumah . Nampak ibunya yang sudah setahun terakhir ini mengidap penyakit stroke akan disiapkan memasuki mobil ambulance .
“apa ? , apa yang terjadi fi ? “ tanya ririn panik pada adiknya .
“ibu kak .. ibu .. “ isak tangis gadis SMA itu .
“ iya ibu kenapa fi ?
Kenapa bisa begini ?” tanya ririn lagi.
“sepulang sekolah aku lihat ibu sudah tergeletak di lantai kak “ jelas silfi .
Tak lama dari perjalanan ambulance , ibunya sudah ditangani oleh dokter spesialis . Khawatir , Takut , Sedih bercampur segala perasaan kakak beradik itu .
Selang 1 jam setelah penanganan dokter , ibunya mulai siuman . Dan langsung menampakan senyumnya yang manis mirip ririn .
“perlu ririn panggilkan dokter bu ?” tanya ririn cemas.
“nggak ,nggak usah rin , ibu sudah baikan “ jawabnya tenang .
“tapi ibu baru saja siuman ,
Apa yang ibu rasakan sekarang ?” tanya ririn panjang.
“sudah sudah , ibu sudah sehat rin , kamu nggak kerja “
“ enggak bu , aku sudah izin untuk menjaga ibu sampai sembuh “
“eh , jangan begitu rin, rezekimu nanti dikasih ke orang lain gimana ? , ayo kamu siap siap dan berangkat kerja “
“tapi bu , ririn mau njagain ibu sampai sembuh dulu “
“rin , ibu sudah sembuh , nanti ibu ga bisa bayar rumah sakit kalo kamu ga kerja kan?” bujuk ibunya.
            Tanpa bisa menolak permintaan wanita yang sangat ia cintai di dunia ini , ririn segera keluar dari ruang instalasi itu .
            Seperti hari biasa ririn mengolah artikel artikel yang masuk ke redaksi , dengan tanpa pemikiran kosong ia garap semua pekerjaanya itu . Tak lama kemudian dering ponselnya berbunyi .
“kak cepet ke Rumah Sakit ..” isak silfi.
“ada apa fi ? ibu kenapa ?”
“ibu akan segera di operasi kak “
“tunggu kakak , 15 menit lagi akan sampai “
            Tepat didepan ruang operasi ditemuinya dokter spesialis yang merawat ibu ririn ,
“lalu bagaimana dok ?” tanya ririn cemas
“ibu anda harus segera dioprasi , jika tidak akan sangat membahayakan ..
Tapi” lanjutnya
“tapi apa dok ? “ ririn penasaran
“kemungkinanya hanya 50% jika berhasil “
            Cemas, bingung, dan tak tau harus bagaimana ia mengambil keputusan . Dan beberapa saat kemudian ibunyapun tersadar . Dengan berat hati ia meminta persetujuan dari ibunya itu . Dengan senyum dan mengatakan LAKUKANLAH , itu sebuah kata yang menurut ririn tidak difikir panjang oleh ibunya . Dari semua kemungkinan dan mungkin cukup berat untuk ririn mengizinkan ibunya dioperasi , tapi demi kesembuhan orang yang paling ia sayangi .
            10 menit sebelum dijalankanya operasi dengan isak tangis haru kakak beradik itu menangis sambil memegang tangan ibunya dan sesekali mencium kening ibunya itu . Dan dikatakan dari mulut ibunya yang mulai melemah akibat obat bius yang mulai bereaksi kepada ririn , rin sedih itu datangnya satu paket dengan sebuah kegembiraan , tersenyumlah untuk ibu . Kiranya itu kata-kata terakhir yang dilontarkan oleh ibunya . Karena mereka harus menelan rasa pahit ditinggal orang tercintanya itu . Dan ini pahit kedua yang harus benar – benar ditempuh ririn dalam kehidupannya setelah ia kini bisa bangkit . Namun tak ingin ririn mengulang kesalahan untuk kedua kalinya . Ia harus membangkitkan adiknya yang sekarang menjadi harta paling berharga di kehidupannya .
            Rabu sore tepatnya pukul 4 waktu indonesia bagian barat ini ibu dari ririn di semayamkan di TPU setempat . Haru biru menyelimuti pemukiman setempat ,teman kantor, keluarga, dan warga sekitar ikut mengantarkan ibu nani ke tempat peristirahatannya yang terakhir iru .Mengenal bahwa ibunya adalah orang yang dipandang baik oleh warga sekitar membuat ririn tak mau mengotori nama ibunya dengan sikapnya tersebut .
            Selang dua hari sudah setelah musibah itu , ririn mulai berangkat ke kantor dan menyiapkan dirinya untuk memulai pekerjaan yang lama telah ditinggalkannya. Meski tak semangat seperti hari-hari sebelumnya , namun setidaknya ririn tidak lagi jatuh seperti yang ia pernah alami di masa lalu . Hari demi hari sudah ia rasakan biasa saja meski ia harus menahan rasa rindu pada ibunya itu.
            Pekan terakhir dibulan itu ada sebuah pemilihan majalah dengan nominasi yang juga tak sedikit dan dengan penilaian yang benar-benar di nilai dengan jeli . Bukan suatu kebahagiaan lagi namun itu sebuah anugrah yang tak diduga oleh ririn , karena majalah terbitan krew mereka terpilih menjadi majalah terbaik , dengan beberapa penghargaan dan yang lebih mengejutkan lagi bahwa Ririn Ajeng Nurmasari  terpilih menjadi redaktur terbaik di tahun 2012 ini . Speechles dan tanpa pikir panjang bahwa ia hanya mengatakan bahwa ini dari Tuhan dan dipaket dari ibu . Sorot matanya pun berubah menjadi mata yang berkaca-kaca .
            Sesampainya di rumah dan diletakkan piagam itu di samping foto ibunya , dan itu dipersembahkannya untuk ibu yang selalu menyayangi ririn . Ia selalu teringat bahwa kata –kata ibunya pasti akan selalu menjadi sebuah kenyataan atau tepatnya fakta dalam kehidupan ririn khususnya . Demikian juga adiknya.
            Sepertiga malam itu ririn terbangun dari tidurnya , dan diambilnya air wudlu dan segera ia menjalankan sunahnya sebagai seorang muslim . Tak banyak yang diminta ririn dalam akhir shalatnya , hanya kebahagiaan ibunya di alam sana dan kebahagiaan ririn bersama adiknya . Setelah selesai digapainya sebuah figura berukuran 10r, tampak wajah cantik 3 orang wanita . Ririn, Silfi , dan sudah pasti ibu mereka yang sangat mereka sayangi . Meski sesungguhnya Ririn masih menginginkan ibunya berada di sampingnya , namun ia harus mengikhlaskan ibu tercintanya .
            Suasana kantor serasa berbeda , lebih ceria , kariawan kariawatinya pun menampakkan wajah sumringah . Mungkin hanya Ririn yang wajahnya terlihat flat . Sudah tersusun rapih semua artikel yang harus segera dieditnya seperti biasa . Tak lebih dari 1jam datanglah seorang office boy yang membawakan ririn serangkai bunga yang tersusun sangat indah. Rangkaian bunga itu membuat ririn terkejut dan heran , karena sebelumnya belum pernah ia mendapat rangkaian bunga seindah itu .
“untukku ?” tanya ririn
“iya mbak, ini baru saja dikirim “ jelas office boy itu
“dari siapa ?”
“saya nggak tau mbak ,
Permisi mbak” izinnya kembali ke pentry
            Febryan Megy Bondan Aditya , kiranya hanya nama itu yang tertera di kartu ucapan pada rangkaian bunga itu . Bingung setelah membaca isi kartu ucapan tersebut . Bukan ucapan selamat atas prestasinya , namun sebuah puisi romantis yang tambah membuat ririn bingung . Hal itu terus terulang di setiap pagi di meja ririn lengkap dengan puisi romantisnya . 17 hari sudah rangkaian bunga itu terus datang kepadanya , yang lebih mengherankan lagi banyaknya rangkaian bunga itu tepat dengan angka favorite ririn .
            Pagi November 22, 2011 ini ririn mendapat kejutan dari silfi adik kesayangannya itu . Hari ini adalah hari ulangtahun ririn yang ke 24 . Mungkin tak se- sepesial dahulu , saat ibunya selalu membuatkan cake untuk ririn dan membisikkan doa-doa indah untuknya . Meski demikian ririn tetap bersyukur atas segala yang telah ia miliki sekarang ini . Senyum sumringah diwajahnya yang ia bawa ke kantor pagi ini . Tepat didepan kantornya , ririn merasa bingung karena tampak sangat sepi bahkan ia baru saja sadar bahwa tak ada satupun kendaraan yang terparkir di halaman biasa mereka parkir . Baru melangkah dari pintu kantornya ia mendapat kejutan besar dari rekan kantornya dan seorang lelaki bertubuh tinggi besar berwajah tampan yang membawakan kue untuk ririn . Setelah kejutan berakhir tinggallah ririn dan lelaki yang tak dikenalnya itu . Dengan sikap dewasa pemuda itu memperkenalkan dirinya .
“Rangkaian bunga 17 itu ? ingat ?” sapanya lembut
“Febryan ?, jadi kamu ?”
“iya , aku yang mengirimi mu rangkaian bunga itu , kau suka?” senyumnya manis
Hanya wajah yang mulai memerah yang ia tampakkan .
            Hari-hari ririn semakin indah dengan hadirnya bryan di kehidupannya . Ia adalah lelaki yang selama ini di tunggu tunggu ririn . Semakin lama semakin jelas jalan hidup ririn , hadirnya bryaan di kehidupannya selama beberapa tahun terakhir membuat mereka selalu merasakan indahnya sebuah cerita indah cinta yang berujung tahmid cinta dihadapan Alloh . Dan kebahagiaan ini juga di persembahkan untuk ibunya yang selalu memberi ririn segalanya .


Kehidupan itu bukan pilihan , salah , bahwasanya pilihan itu memang terdapat dalam proses kehidupan . Dan bukan pilihan bila kita bisa mengambil 2 kesempatan sekaligus . Dan ingatlah bahwa sedih/senang itu datangnya satu paket . Maksudnya , apabila kamu mendapat sebuah kesedihan , maka percayalah akan segera ada sebuah kebahagiaan untukmu yang menunggu .


posted by : Retno Safinaeni

0 Komunikation:

Posting Komentar

 
Back to top!